DPD LDII Nabire
  • Home
  • Dakwah
  • Lintas Daerah
  • Opini
  • Organisasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Dakwah
  • Lintas Daerah
  • Opini
  • Organisasi
No Result
View All Result
DPD LDII Nabire
No Result
View All Result
Home Berita Nasional

Harga Pangan Naik, Warga LDII Inovasi dengan Budidaya Sorgum Pengganti Beras

teguh by teguh
July 29, 2022
in Berita Nasional, Nasional
0
Harga Pangan Naik,  Warga LDII Inovasi dengan Budidaya Sorgum Pengganti Beras

LDII Tanah Laut membudidayakan sorgum sebagai makanan pokok pengganti beras dan jagung. Foto: LINES.

0
SHARES
12
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta (29/7). Imbas perang Rusia dan Ukraina mendorong naiknya harga pangan dunia terutama gandum. Indonesia yang sebagian besar penduduknya mengkonsumsi mi instan bahkan roti, harus bersiap menerima kenaikan harga makanan yang merakyat itu.

Selain nasi, penduduk Indonesia menggemari mi instan dan roti yang bahan baku utamanya adalah tepung gandum, “Masalah pangan ini harus jadi perhatian kita semua, lahan persawahan untuk padi terus menyusut. Sementara gandum menjadi komoditas yang langka juga mahal akibat perang,” pungkas Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso.

Menurutnya, ketergantungan Indonesia terhadap impor komoditas pangan harus segera dicari solusinya, “Meskipun padi dan jagung ditanam secara lokal, namun belum mencapai swasembada. Apalagi gandum yang belum ditanam di Indonesia,” pungkasnya.

Menurutnya, DPP LDII menempatkan ketahanan pangan sebagai salah satu program strategis yang biasa disebut delapan bidang pengabdian LDII untuk bangsa. Pihaknya telah mendorong warga LDII untuk berinovasi dalam bidang pertanian, baik dengan digitalisasi pertanian maupun diversifikasi pangan.

Salah satu warga LDII, kini bergiat membudidayakan tanaman sorgum, yang menjadi lima makanan pokok dunia selain padi, jagung, gandum, dan barley. Tanaman tersebut dikembangkan oleh Ketua DPD LDII Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), Anton Kuswoyo. Ia berupaya mendiversifikasi pangan lokal dengan cara membudidayakan tanaman sorgum.

Menurutnya, diversifikasi atau penganekaragaman adalah suatu cara untuk mengadakan lebih dari satu jenis barang/komoditi yang dikonsumsi. “Hal ini sebagai upaya, agar masyarakat tidak tergantung pada satu jenis makanan pokok saja, yakni hanya dari padi,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, latar belakang melakukan diversifikasi pangan adalah mengingat pentingnya ketersediaan pangan bagi setiap orang. “Tanpa pangan yang cukup, semua orang tentu akan sulit untuk mempertahankan hidup dan kehidupan,” ujarnya.

Hingga saat ini, mayoritas penduduk Indonesia mengkonsumsi padi (nasi). Bahkan persentasenya mencapai 97 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Sedangkan jumlah sawah tiap tahun justru mengalami penurunan drastis. Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan luas lahan baku sawah, baik yang beririgasi teknis maupun non irigasi mengalami penurunan rata-rata seluas 650 ribu hektare per tahun.

Menurutnya, sorgum merupakan bahan pangan alternatif pengganti karbohidrat. Kandungan karbohidrat mencapai (74.63 gr/100gr bahan) lebih tinggi daripada gandum (71.97 gr/100 gr bahan) dan peringkat ketiga setelah padi (79.15 gr/100 gr bahan), dan jagung (76.85 gr/100 gr bahan).

Artinya, sorgum dapat dijadikan pangan pokok selain padi. Ia mengungkapkan, sorgum memiliki keunggulan dibandingkan padi dalam hal kemudahan budidaya. “Sorgum dapat dibudidayakan di lahan kering yang tidak terlalu subur. Berbeda dengan padi yang memerlukan lahan subur dan umumnya lahan persawahan,” jelasnya.

Dikutip dari buku “Sorgum Tanaman Multi Manfaat”, sorgum termasuk tanaman serealia yang cocok untuk dikembangkan di Indonesia yang memiliki iklim tropis, khususnya pada daerah-daerah yang tingkat kesuburan tanahnya rendah.

Menurutnya, sorgum mirip dengan jagung. Sedangkan di Kabupaten Tala selama ini sangat cocok ditanami jagung, “Tala termasuk daerah lumbung jagung nasional. Jika jagung saja cocok, apalagi sorgum,” ungkap Anton yang juga Dosen Prodi Teknologi Pakan Ternak, Politeknik Negeri Tanah Laut.

Menurut Anton, cara memasak sorgum pun mirip dengan memasak beras. “Tidak seperti jagung yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dimasak menjadi nasi jagung. Kalau biji sorgum, bisa langsung dimasak menggunakan magic jar seperti nasi,” paparnya.

Selain itu, alasan kedua ialah batang dan daun sorgum dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia (kambing dan sapi). Bahkan kandungan nutrisinya pun sangat baik bagi kambing maupun sapi.

Rupanya ide membudidayakan sorgum inilah yang juga melatarbelakangi Anton melanjutkan pendidikan program doktor Ilmu Nutrisi dan Pakan di Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB).

“Riset saya adalah tentang strategi budidaya sorgum, dan mengombinasikan sorgum dengan tumbuhan lokal, serta limbah pertanian menjadi pakan kambing. Jadi batang dan daun sorgum untuk pakan kambing, sedangkan bijinya untuk pangan manusia,” pungkasnya.

Tidak hanya sebatas riset, Anton pun bertekad untuk membuat berbagai produk olahan dari biji sorgum ini. Bahkan kedepannya dirinya akan gencar menyosialisasikan sorgum kepada masyarakat luas, agar masyarakat terbiasa mengonsumsi sorgum.

“Saya sudah mencoba makan nasi sorgum. Ternyata rasanya enak. Yang tidak kalah pentingnya ialah, kandungan nutrisinya juga mencukupi bagi tubuh. Bahkan sorgum ini sangat cocok dikonsumsi bagi penderita diabetes sebagai pengganti nasi,” ujarnya. (*)

Previous Post

Idul Adha 2022, LDII Nabire Kurban 40 ekor Sapi

Next Post

Penghujung Bulan Juli 2022, Keputrian LDII Nabire gelar Pengajian dengan Materi Bab Taharah

Next Post
Ibu-ibu dan Remaja Putri LDII antusias dalam mengikuti pengajian dengan materi Taharah

Penghujung Bulan Juli 2022, Keputrian LDII Nabire gelar Pengajian dengan Materi Bab Taharah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

8 bidang pengabdian LDII Corona Covid-19 Covid19 Dakwah DPP LDII FKUB Gejala generasi emas bangsa yang profesional religius go green gotong royong Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) Jawa Barat Kalimantan Timur kebangsaan Kesehatan KLHK Kodim Kudus Kulit Kurban LDII Ldii Nabire LDII Untuk Bangsa Lembaga Dakwah Islam Indonesia lingkungan hidup Muswil Nasehat oksigen Pandemi Pencegahan Penghijauan Perawatan pesantren Polda profesional religius program kampung iklim Qurban Sakit Sakit Gigi Sungai Tri Sukses Generus LDII vaksinasi Yustisi Zulkifli Hasan
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram

© 2020 LDII Nabire Managed by DPP LDII.

No Result
View All Result
  • Home
  • Dakwah
  • Lintas Daerah
  • Opini
  • Organisasi

© 2020 LDII Nabire Managed by DPP LDII.